Latar Belakang Sejarah
Waktu Indonesia mengumumkan
kemerdekaan pada tahun 1945, Timor Barat menjadi bagian negara baru itu, tetapi
Portugis meneruskan bertahan di Negara jajahannya. Sesudah runtuhnya resim
fasis Portugis pada tahun 1974, ide kemerdekaan untuk Timor Timur didorong oleh
pemerintahan demokratis Portugis baru. Bahkan, Gubenur baru ditunjuk pada
bulan November untuk menngesahkan partai-partai politik sebagai penyiapan bagi
pemilu untuk memilih sidang konstituante pada tahun 1976. Tiga partai
terutama yang diciptakan adalah Uni Demokratik Timor (UDT, Uniao Democratica
Timorense), Front Kemerdekaan Timor (Fretilin, Frente Revolucionario Timor
Leste Independente), dan Perhimupan Demokratis Rakyat Timor (Apodeti,
Associacao Popular Democratica de Timorese).
Selama kekuasaan Indonesia, beberapa
kelompok memperjuangkan kemerdekaan dan pada waktu itu, kekejaman-kekejaman dan
pelanggaran hak asasi manusia dilaporkan. Ada dugaan bahwa berkisar
10,000 sampai 35,000 orang Timor Timur dibunuh selama kekuasaan
Indonesia. Ada peristiwa penting di makam Dili (Ibu Kota Timor Leste)
pada tanggal 12 November 1991. Pada waktu itu, banyak orang Timor Timur
dibunuh selama protes damai dan gambar-gambar peristiwa ini disiarkan lewat
media massa di seluruh dunia, dan ini mencetuskan simpati internasional bagi
maksud Timor Timur. Juga, kesadaran internasional ditarik pada tahun
1996, waktu Carlos Felipe Ximenes Belo dan Jose Ramos-Horta (dua activis untuk
kemerdekaan dan perdamaian di Timor Leste) dihadiahkan Nobel Peace Prize.
Selain itu, sesudah pembubaran Uni Soviet dan akhir Perang Dingin pada awal ke
90 an, Suharto tidak masih bisa menggunakan ancaman Marxis melawan ide Timor
Timur menjadi merdeka.
Sebagai negara baru, Timor Leste
menghadapi banyak kesulitan. Salah satu masalah yang mempengaruhi semua
bidang adalah jarak generasi. Generasi tua (bernama generasi 1975)
dididikan oleh Portugis (pakai bahasa Portugis) dan aktif secara politik waktu
Indonesia masuk. Generasi muda (bernama generasi ’99) dididikan oleh
Indonesia (pakai bahasa Indonesia) dan memperjuangkan kemerdekaan pada tahun
1999. Generasi tua melihat kehilangan kebudayaan diantara generasi muda
dan mereka menyalahkan “salah asuhan secara budaya dan moril di bawah sistem
Indonesia”. Generasi muda merasa generasi tua yang ke luar Timor Leste selama
kekuasaan Indonesia (kebanyakan yang sekarang pemimpin) tidak sadar pada
kebutuhan rakyat Timor Leste dan mereka bahwa pemimpin tersebut mempunyai
strategi untuk menjerumuskan generasi muda karena bahasa Portugis menjadi
bahasa resmi.
Kerjasama
Sudah selayaknya dua Negara yang
berdampingan menjalin kerjasama yang baik, begitu pula yang terjadi antara
Indonesisa dengan Timor Leste.
- Bidang Kebudayaan
Hubungan RI-Timor Leste terlihat
secara nyata dengan didirikannya Pusat Kebudayaan Indonesia (PBI) di Dilli. Di
PBI diselenggarakan pelatihan Bahasa Indonesia, komputer dan perpustakaan.
Berdirinya Pusat Kebudayaan Indonesia disana, membuat warga Indonesia yang
bertempat tinggal disana bisa melepas rindu pada kampung halaman dan bagi orang
Timor Leste dapat belajar tentang kebudayaan Indonesia.
- Bidang Ekonomi
Sementara itu di bidang ekonomi dan
perdagangan, Indonesia menjadi eksportir terdepan untuk Timor Leste. 75 persen
kebutuhan pokokTimor Leste diimpor dari Indonesia. Selain itu, tak kurang dari
3.000 WNI menjadi pengusaha, kontraktor dan banyak lagi. Indonesia dan Timor
Leste membentuk Komite Koordinasi Bersama untuk mengembangkan koperasi dan UKM
di kedua Negara. Komite Kebijakan Bersama ini berfungsi untuk mengembangkan dan
membahas kemungkinan bidang-bidang kerjasama atas persetujuan dua Negara. MoU
pembentukan komite itu telah ditandatangani Sjarifuddin mewakili Indonesia dan
Menteri Ekonomi dan Pembangunan Republik Demokratik Timor Leste Joao Mendes
Goncalves. Kedua negara dan akan bertugas mengkoordinasikan dan memantau
pelaksanaan hal-hal yang berkaitan dengan KUKM. Komite ini akan melaporkan
secara berkala kepada menteri terkait yang bertanggung jawab dalam pengembangan
KUKM. Komite Koordinasi Bersama KUKM itu akan melakukan pertemuan setahun
sekali di RI dan Republik Demokratik Timor Leste. Komite itu terdiri dari
perwakilan pemerintah yang terkait dengan KUKM serta perwakilan KUKM. Kerjasama
diantaranya menyangkut program kebijakan pengembangan KUKM, fasilitasi promosi
dagang, pemasaran, kemitraan usaha, pelatihan keterampilan manajerial dan
teknis, simposium bilateral, seminar, konferensi, dan pembukaan akses pasar di
kedua negara.
- Bidang Pendidikan
Untuk lebih mempererat hubungan
Timor Leste dan Indonesia, pemerintah Indonesia tengah memproses pemberian
kemudahan izin bagi pelajar Timor Leste yang ingin bersekolah di Indonesia dan
visa kunjungan untuk warga Timor Leste. Timor Leste menjalin kerjasama di
sejumlah bidang dengan Muhamadiyah, khususnya bidang pendidikan dan keagamaan.
Salah satu kerja sama yang akan dilakukan adalah penerimaan mahasiswa asal
Timor Leste di universitas-universitas Muhammadiyah di Indonesia. Yaitu di
antaranya Universitas Muhammadiyah di Kupang yang 60 persen mahasiswanya justru
merupakan non-muslim.
- Bidang Militer
Dalam kunjungan Duta Besar (Dubes) Luar
Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Timor Leste untuk Indonesia Manuel de Araujo
Serrano bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerjasama militer melalui latihan
dan pendidikan yang akan direalisasikan setelah adanya perjanjian pertahanan
dan disahkannya perjanjian antara kedua negara tersebut.
Selain itu, juga sebagai bukti
pentingnya kerjasama militer dan pertahanan antara dua negara. Pemerintah RDTL
akan mengangkat seorang Atase Pertahanan yang akan berkedudukan di Jakarta.
- Bidang Kehutanan
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Demokratik Timor Leste sepakat melakukan kerjasama bilateral dalam bidang
kehutanan. Kerjasama tersebut akan dituangkan dalam bentuk nota kesepakatan
(MoU), yang akan ditandatangani pada tanggal 29 Oktober 2008 di Jakarta. Pemerintah
Indonesia akan diwakili oleh Menteri Kehutanan RI, H.M.S. Kaban, dan pemerintah
Demokratik Timor Leste akan diwakili oleh Menteri Pertanian dan Perikanan,
Mariano Assanami Sabino.
Kerjasama bilateral bidang kehutanan
tersebut akan mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Ø Reboisasi
dan rehabilitasi hutan (kehutanan Agro dan kehutanan masyarakat).
Ø Penelitian,
penyuluhan, pendidikan dan database onforestry berbagi.
Ø Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai.
Ø Hutan
produksi, pemanfaatan, perlindungan dan pengelolaan taman nasional.
Ø Hutan
persediaan.
Ø Perlindungan
lingkungan dan manajemen yang terkait dengan kehutanan.
Ø Memerangi
pembalakan liar dan pasar lintas ilegal boundari.
Ø Investasi
pada hutan tanaman industri.
- Bidang Kesehatan
Salah satu bentuk kerjasama yang
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dan Timor Leste dalam
bidang kesehatan. Ruang lingkup kerjasama yaitu pelayanan kesehatan rumah sakit
meliputi sistem rujukan dan sister hospital, di bidang farmasi dan alat
kesehatan, pengembangan sumber daya manusia meliputi pendidikan dan pelatihan,
di bidang penyakit menular terutama di daerah perbatasan dan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi, di bidang kesehatan ibu dan anak meliputi imunisasi dan
gizi, penelitian dan pengembangan kesehatan, serta bidang-bidang lain yang
dianggap perlu oleh kedua belah pihak. Penanda tanganan MOU menunjukkan
keinginan yang kuat untuk mengembangkan stabilitas, persahabatan, dan hubungan
bertetangga yang saling menguntungkan dan bermanfaat diantara kedua negara.
Selain itu juga menjadi dasar untuk membangun kerjasama terutama pada bidang
kesehatan. Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama
Permasalahan
Adanya hubungan yang baik antara Indonesia dengan
Timor Leste, bukan berarrti bahwa diantaranya tidak ada permasalahan.
Permasalahan yang belum terselesaikan hingga saaat ini adalah mengenai
perbatasan Negara. Masalah perbatasan kedua negara ada 5.000 titik dari jumlah
itu, 907 titik sudah disetujui dan baru 103 yang terealisasi. Dari jumlah itu
pula, ada tiga titik yang hingga kini menjadi fokus kedua negara dan
pembahasannya berjalan alot, yakni Noel Besi-Citrana, Manusasi, serta Memo.
Untuk ketiga titik itu, Indonesia berpedoman kepada dasar aliran sungai yang
mengarah ke muara Sungai Noel Besi. Sedangkan Timor Leste berpedoman pada garis
batas wilayah kerajaan yang pernah ada di sana. Meskipun masih besengketa
mengenai perbatasan, tetapi kondisi dilapangan masih aman dan damai.
Prospek
Hubungan Indonesia dengan Timor Leste sejauh ini sudah
baik tetapi masih ada beberapa masalah yang harus diselesaikan. Salah satu masalah
yang terbesar adalah mengenai perbatasan wilayah. 500 titik perbatasan belum
semuanya dapat di selesaikan yang menimbulkan kepemilikan. Oleh karena itu,
masalah ini harus segera diselesaikan karena sudah sampai ke PBB dan supaya
hubungan kedua Negara semakin membaik dimasa mendatang.
keren thaks for postingannya...tp klo bsa cntumkan juga referensinya mba,,,agr bsa mmdahkan para pengunjung bloq untuk mmhami lbih dalam lagi ttng hbungan blateral antar indonesia dn timor leste by : D'santos
BalasHapus